
Batam – First Club, tempat hiburan malam eksklusif yang baru beroperasi di Kota Batam, Kepulauan Riau menjadi sorotan setelah muncul berbagai isu miring di media.
Beredar kabar bahwa klub ini belum mengantongi izin lengkap dan memiliki keterkaitan dengan pemodal asing, khususnya warga negara Tiongkok.
Menanggapi isu itu, Erwin Tan, Legal First Club, menegaskan bahwa sebelum beroperasi, First Club telah melengkapi seluruh perizinan yang diperlukan.
“Kami sudah mengantongi izin dari pengalokasian lahan dari BP Batam, mendirikan bangunan, hingga izin operasional usaha. Bahkan izin penjualan minuman di dalam klub juga sudah kami peroleh,” jelas Erwin, Jumat (10/4/2025).
Terkait kepemilikan, Erwin memastikan bahwa First Club sepenuhnya dimiliki oleh investor dalam negeri. “First Club ini bukan PMA atau PME, tetapi murni dimiliki oleh putra daerah atau PMDN,” tegasnya.
Ia juga membantah isu bahwa mayoritas pekerja di First Club berasal dari Tiongkok. Menurutnya, klub ini telah merekrut banyak tenaga kerja lokal, mulai dari petugas keamanan hingga pelayan.
“Memang ada pekerja asal Tiongkok, tetapi mereka hanya teknisi yang didatangkan langsung oleh perusahaan penyedia lighting dan sound system dari luar negeri,” tambahnya.

Erwin menjelaskan bahwa seluruh perlengkapan pencahayaan dan sistem suara klub ini diimpor dari Tiongkok, sehingga perusahaan penyedia juga mengirimkan teknisi untuk mengawasi pemasangan dan menangani garansi jika terjadi kerusakan.
“Teknisi tersebut bukan pekerja First Club, tetapi bagian dari perusahaan penyedia peralatan. Kami hanya memastikan bahwa pemasangan dilakukan dengan standar terbaik,” katanya.
Lebih lanjut, Erwin menegaskan bahwa kehadiran First Club di Batam bertujuan untuk menghidupkan kembali sektor hiburan malam di kota industri ini.
Batam adalah kota industri dengan kesibukan tinggi. Kehadiran kami memberikan alternatif hiburan yang eksklusif dan nyaman bagi para profesional yang membutuhkan tempat bersantai,” ujarnya.
First Club juga menerapkan sistem keamanan ketat, di mana tidak semua orang bisa masuk dengan bebas. Klub ini lebih mengutamakan tamu dari kalangan menengah ke atas yang memiliki keanggotaan khusus.
“Jadi, ini bukan tempat hiburan biasa. First Club menawarkan pengalaman eksklusif bagi mereka yang menjadi member,” jelas Erwin.
Sebagai bukti transparansi, Erwin turut menunjukkan dokumen perizinan yang dimiliki First Club kepada media. Dengan perizinan yang lengkap dan operasional yang sesuai aturan, ia berharap isu-isu miring yang beredar dapat segera diluruskan. (Pci)