Bali Siaga Masuknya Wabah Pneumonia

Munculnya wabah pneumonia di China membuat Bali ekstra waspada. Kendati tidak ada perlakuan khusus terhadap turis asal China, sejumlah rumah sakit disiapkan dan pengawasan terhadap orang yang masuk Pulau Dewata dari China dilakukan.

Pemprov Bali juga berupaya menguatkan metode sentinel Influenza Like Illness (ILI)-Severe Acute Respiratory Infection (SARI). Surveilans Sentinel ILI-SARI adalah meminimalkan dampak penyakit yang diakibatkan oleh influenza melalui berbagai upaya. Antara lain, menyediakan informasi terkait pencegahan dan pengendalian melalui tindakan intervensi, mengalokasikan sumber daya kesehatan, hingga membuat rekomendasi manajemen kasus.

“Tidak ada perlakuan khusus kepada wisatawan China,” ujar Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom kepada detikBali, Kamis (30/11/2023) dan dikutip Jumat (1/12).Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widya mengaku sudah melakukan sosialisasi terkait penyakit pernapasan itu. Menurutnya, sosialisasi dilakukan di Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga fasilitas kesehatan lainnya.

“Sudah kan kami ada KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) di bandara. Puskesmas dan RS (rumah sakit) juga sudah disosialisasikan. Kami sesuai SE Kemenkes dan press conference oleh Kemenkes, tidak ada perlakuan khusus,” kata Widya.Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar juga tidak tinggal diam. KKP Denpasar turut mengantisipasi penularan wabah pneumonia di Bali dengan menyiapkan tiga rumah sakit rujukan bagi negara asing (WNA), terutama asal China, yang menunjukkan gejala pneumonia.

“(WNA yang terdeteksi bergejala pneumonia) akan kami arahkan ke klinik di bandara atau pelabuhan. Kalau memang menunjukkan gejala, akan kami rujuk ke RS Prof Ngoerah, RS Bali Mandara, dan RS Siloam,” kata Kepala (KKP) Kelas I Denpasar Anak Agung Ngurah Kusumajaya.Kusumajaya mengatakan tiga rumah sakit tersebut sudah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menangani WNA yang terindikasi menderita pneumonia. Tiga rumah sakit tersebut juga sudah dilengkapi ruang isolasi untuk pasien dengan penyakit menular.

WNA yang merasakan gejala pneumonia juga dapat menjalani pengobatan di rumah sakit lain. Misalnya, ada WNA yang menunjukkan gejala pneumonia dan hanya ingin dirujuk ke rumah sakit sesuai rekomendasi dari pihak asuransinya.”Kalau mereka (WNA yang bergejala pneumonia) bawa asuransi, akan kami carikan rumah sakitnya mana. Tapi tiga rumah sakit itu adalah rekomendasi dari Kementerian Kesehatan,” kata Agung.

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bergerak cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Surat edaran yang terbit Senin (27/11/2023), ditujukan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas di IndonesiaAdapun, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diminta rutin melakukan pemantauan perkembangan kasus, khususnya dari negara terjangkit di tingkat global. Termasuk melakukan pemantauan kasus dicurigai pneumonia.

Wabah di ChinaMycoplasma merupakan infeksi umum pernapasan, sebelum COVID-19 mewabah. Di China, kasus tersebut meningkat sejak Mei 2023. Kemudian, pada Oktober 2023, angka kesakitan akibat respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza juga mulai banyak dilaporkan. Beberapa pasien bahkan mengalami infeksi kombinasi virus.Saat ini, media lokal di China, Global Times, melaporkan sejumlah bangsal rumah sakit dipenuhi pasien. Rumah Sakit Anak Beijing menerima hingga 9.378 pasien setiap hari dan telah memenuhi kapasitas penuh selama dua bulan terakhir.

Bahkan, disebutkan pula klinik rawat jalan, klinik anak, dan departemen pernapasan di beberapa rumah sakit di Beijing telah dipesan setidaknya selama tujuh hari. Foto dan video online dan di media pemerintah menunjukkan ruang tunggu yang penuh sesak dengan tempat tidur berjejer di lorong rumah sakit di Hebei. (Detik.com)